Hati-Hati Memilih Makanan

Posted by Nasyithun Izzah Selasa, 04 Desember 2012 6 komentar


Sebagai seorang muslim memilih makanan dan minuman yang halal dan thoyyib adalah sebuah keharusan. Karena makanan yang masuk akan menjadi daging dan darah. Daging dan darah yang ada dalam tubuh akan menentukan kualitas hidup, kesehatan, ibadah, dan terkabulnya doa. Tidak mau, kan, kalau karena makanan kita mengandung zat-zat haram  Allah tidak mau menerima ibadah dan mengabulkan doa kita? Betapa merana dan meruginya!
Jadi penting untuk selalu mengecek status kehalalan makanan, minuman, juga obat yang kita konsumsi. Lebih baik memang memasak sendiri, makanan yang diracik oleh tangan sendiri terjaga dari bahan tambahan makanan yang berbahaya juga insya Allah mendapat pahala.
Tapi seumur hidup kita, pastilah pernah mengkonsumsi makanan jadi. Entah itu beli di warung, restoran atau kita beli jajanan, biskuit, dan lain-lain. Memasak sendiri pun juga membutuhkan bahan-bahan yang dibeli jadi, misalnya kecap, terasi, gula, minyak goreng, atau terigu.
Salah satu cara paling mudah untuk mengetahui kehalalan suatu produk makanan dan minuman adalah melalui logo MUI yang tercantum dalam kemasan. Banyak disekitar kita makanan dan snack yang tidak berlogo halal. Lebih baik makanan ini dihindari, apalagi bila dalam kemasan tercantum bahan-bahan penyusunnya adalah bubuk whey atau whey powder.
Whey adalah limbah dari pembuatan keju atau limbah pembuatan mentega. Status kehalalan whey perlu dicurigai karena penggunaan enzim (renet, pepsin) dalam pembuatan keju. Sedangkan pada limbah mentega kemungkinan penggunaan gelatin yang ditambahkan untuk pengatur tekstur dan kelembutan. Enzim renet dan pepsin bersumber dari babi, sedangkan gelatin kebanyakan juga dari babi. Tapi bila sudah mendapat status halal MUI berarti bubuk whey diperoleh dari proses yang bersih dari enzim dan gelatin babi.
Pernah suatu hari saya lupa mengecek logo halal, saya membeli biskuit oat yang katanya bagus buat kesehatan. Eh, sampai rumah baru saya perhatikan lebih teliti, saya putar-putar tidak nampak logo halal, baru saat lihat komposisi jadi tahu ternyata mengandung bubuk whey. Akhirnya saya buang biskuit yang masih utuh itu, sebenarnya nggak tega buang-buang makanan tapi kalau tidak jelas ya nggak afdhol juga makannya. Tapi beberapa bulan kemudian bisukit itu sudah berlogo halal, akhirnya saya membeli lagi dan kali ini makan dengan perasaan aman.
Demikian juga obat dan suplemen sebisa mungkin keluarga saya menghindari obat kimia yang hampir semua tidak pernah mencantumkan logo halal. Kami biasa mengkonsumsi madu, habbatussauda dan terkadang sari kurma. Tapi beberapa hari lalu saya merasa lemas, mungkin anemia yang sudah di derita bertahun-tahun kambuh. Akhirnya saya membeli suplemen sakatonik l**er yang berbentuk cair. Saya lihat tak ada logo halal, tapi saya berfikir positif karena diproduksi di Indonesia. Namun setelah beberapa hari saya baca ada kandungan champagne essence (perisa sampanye atau wine), Astagfirullah! Langsung saya buang suplemen itu yang baru beberapa sendok diminum.
Jadi tak habis pikir kenapa harus menggunakan perasa minuman keras, sih. Kan masih banyak rasa-rasa lain yang lebih enak dan halal, rasa stroberry atau jeruk misalnya. Padahal Indonesia adalah negara mayoritas muslim tapi masih banyak produsen yang kurang perduli status kehalalan barangnya.
Semoga kita bisa lebih berhati-hati agar tidak memasukkan barang-barang haram ke dalam tubuh kita.
Salam hangat.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Hati-Hati Memilih Makanan
Ditulis oleh Nasyithun Izzah
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://sayaummiraihan.blogspot.com/2012/12/hati-hati-memilih-makanan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

6 komentar:

Anonim mengatakan...

walaupun negeri ini mayoritas muslim tapi sistem yg digunakan bukan sistem islam. Jadi dalam pelaksanaannya memanglah tidak maksimal kita dalam menjalankan perintah-Nya krn kondisi lingkungan yg tdk dinaungi oleh aturan islam krn tidak menerapkan aturan tsb secara keseluruhan.

Unknown mengatakan...

Walaupun keju itu reninnya terbuat dari enzim sapi belum tentu halal,coba lihat tempat penyembilihannya sesuai syariat tidak.di indonesia yg mayoritas muslim sj blm tentu halal .jadi untuk muslim berhati-hatilah mengkomsumsi makanan yg terbuat dari daging sapi dan ayam.

Hamba Allah mengatakan...

Logo MUI engga jaminan.
Ulama yg ada di MUI juga ngga konsisten kok. Contohnya dulu kasus miwon. Disinyalir mengandung gelatin babi. Tapi ditangani oleh gusdur.. MUI pun mingkem

Hamba Allah mengatakan...

Logo MUI engga jaminan.
Ulama yg ada di MUI juga ngga konsisten kok. Contohnya dulu kasus miwon. Disinyalir mengandung gelatin babi. Tapi ditangani oleh gusdur.. MUI pun mingkem

Rafiqa dewi mengatakan...

Yg nggak konsisten itu kan MUI zaman gusdur. MUI sekarang in syaa allah sdh leboh baik dan berkomitmen tinggi thdp keamanan ummat. Fatwa2 dan gerakan mereka dlm membela ummat terlihat konsisten

aisyah rahma mengatakan...

Kita butuh penerapan islam kaffah dalam kehidupan kita

Posting Komentar

TEMPLATE CREDIT:
Tempat Belajar SEO Gratis Klik Di Sini - Situs Belanja Online Klik Di Sini - Original design by Bamz | Copyright of Ummi Raihan.