Gordyn jam karet
Selasa, 25 Oktober 2011
0
komentar
Sejak awal menikah suami sudah memutuskan akan menjadi kontraktor. Bukan kontraktor yang berkutat pada pembangunan gedung atau rumah, tapi sesuai dengan namanya yang mengandung kata kontrak maka kami akan hidup dari satu rumah kontrakan ke kontrakan lain. Bukan karena kami tak ingin membeli rumah, atau tidak suka punya rumah. Bukan pula karena kami terinspirasi gaya hidup manusia purba yang nomaden. Namun lebih karena kami belum memutuskan akan membuat home base dimana. Suami yang bekerja di kantor pelayanan pajak, atau teman-teman saya menyebutnya “anak buah gayus”, tidak memungkinkan untuk menetap di salah satu kota. Psst… tapi suami saya tidak korupsi lho.. bener deh nggak korupsi hehe…
Karena menempati rumah kontrakan pula sehingga kami tidak berniat untuk menghias rumah dengan berbagai macam perabotan ataupun mendekor ulang rumah agar tampak cantik (begitulah watak sebagian besar pengontrak). Kalau sudah habis masa kontrak kami juga akan pindah, jadi tidak perlu repot dengan desain-desain yang rumit. Praktis-praktis aja lah. Itu pula sebabnya kami tidak memiliki kursi dan meja di ruang tamu. Jika ada tamu yang kebetulan mau duduk cukup kami hamparkan karpet seperti di rumah makan lesehan.
Begitu pula dengan jendela. Awalnya kami tidak berniat memesan gordyn atau tirai, karena nanti juga pindah. Kalau pindah sayang rasanya kalau si gordyn tidak ikut dibawa, tapi dibawa pun bingung juga, kan tidak pasti di rumah kontrakan yang baru ada jendelanya, kalaupun ada belum tentu ukurannya pas, kalau ukurannya pas belum tentu juga jumlah jendelanya sama. Jadi jalan pintasnya suami menutup jendela dengan kertas warna-warni, sekedar menghalangi pemandangan dari luar rumah.
Namun ternyata lambat laun kami merasa perlu juga memesan gordyn dan ini disebabkan tingkah laku anak pertama kami, Raihan, yang sedang belajar jalan. Daun jendela yang rendah menjadi tempat favorit untuk pegangan saat berdiri. Sementara tangan kecilnya sibuk menarik-narik kertas minyak penutup jendela sehingga menyisakan lubang yang besar.
Akhirnya suami memesan gordyn pada tanggal 17 Agustus dan dijanjikan akan selesai tanggal 27 Agustus. Berhubung ada cuti lebaran kami mudik ke rumah orangtua suami tanggal 27 Agustus, gordynnya diambil habis lebaran aja deh, pikir kami. Hari sabtu atau H+3 kami sudah melakukan arus balik, kan senin suami ngantor lagi. Tapi satu minggu setelah lebaran tokonya tutup, apa masih liburan ya? Hari demi hari kami menunggu, akhirnya tanggal 10 september si toko gordyn buka juga. Dengan perasaan yakin suami menemui empunya toko. Tapi apa dikata, ternyata gordyn yang kami pesan belum jadi sodara-sodara. What? Bukannya ini sudah 2 minggu dari tanggal yang dijanjikan. Alasannya sih karena lebaran jadi pesanan belum bisa diselesaikan. Lalu si pemilik toko, yang masih muda, mengatakan 10 hari lagi gordyn baru bisa diambil.
Bagaimana ini padahal seharusnya sebelum hari raya gordyn kami sudah selesai, tapi nyatanya belum kelar juga. Dan yang paling membuat tidak habis pikir (katanya) alasannya adalah lebaran jadi pesanan belum bisa diproses ke tukang jahit. Alhasil berkuranglah kredibilitas toko gordyn ini di mata saya, bagaimana bisa mendapat kepercayaan konsumen jika pesanan molor sampai lebih dari 3 minggu?
Suami bilang, biasalah pengusaha muda masih merintis jalan. Hmm.. mungkin ada benarnya. Mungkin si pemilik toko sedang berusaha menjadi entrepreneur sukses, dan ini adalah prosesnya. Apalagi saya juga bercita-cita menjadi seorang pengusaha wanita, jadinya kekesalan saya berhasil diredam. Kalau saya sampai marah-marah pada si pemilik toko bisa saja suatu hari nanti ganti saya yang akan dimarahi oleh pelanggan yang tidak puas. Saya termasuk penganut paham bahwa semua perbuatan akan memperoleh balasannya. Mudah-mudahan gordyn saya cepat jadi ya..
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Gordyn jam karet
Ditulis oleh Nasyithun Izzah
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://sayaummiraihan.blogspot.com/2011/10/gordyn-jam-karet.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Nasyithun Izzah
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar