JANDA DALAM PERSEPSI
Minggu, 15 Juli 2012
0
komentar
Suatu pagi saat berbelanja di pasar bersama suami tak
sengaja terdengar suara seorang ibu, “Ati-ati lho guyon karo rondo!” Artinya “ Hati-hati lho bercanda dengan janda.”
balihand.com |
Sekilas saya melirik suami yang hanya mengangkat alis
dan tersenyum, lalu bergegas pergi membawa barang belanjaan, sedangkan saya
mengikuti sambil menggendong si kecil.
Janda adalah seorang perempuan yang sudah menikah tapi
tidak lagi mempunyai suami, mungkin karena kematian, bercerai, atau ditinggal
pergi begitu saja. Menurut saya tidak ada satu pun wanita, yang masih baik akal
dan hatinya tentu, yang bercita-cita jadi janda. Saat menikah pasti tidak ada
dalam angan-angan bahwa saya akan menjadi
janda. Walaupun pada kenyataannya kalau dia tidak meninggal terlebih dulu,
pastilah si suami yang akan terlebih dahulu menghadap Illahi.
Janda bukan hal
yang aneh dalan masyarakat. Sejak jaman baheula janda sudah ada. Tapi entah
kenapa janda identik dengan hal-hal yang tidak pantas. Apalagi kalau masih muda
sudah menjanda. Kata orang-orang mah
janda kembang euy...
Ketika seorang wanita menjadi janda merupakan saat
–saat yang sulit untuknya. Apalagi kalau dia sangat mencintai si suami.
Kesulitan makin terasa jika suami adalah tulang punggung keluarga yang
meninggalkan banyak anak dan masih kecil-kecll. Kita tidak berbicara tentang
wanita yang menikah dengan seorang laki-laki kaya dan sudah tua. Saat suami
meninggal dia akan hidup senang bergelimang uang warisan yang banyak dikisahkan
di sinetron-sinetron.
Begitu besar beban yang harus ditanggung karena kepergian suami. Meski dalam beberapa
kasus perceraian istri yang mengajukan gugatan untuk berpisah. Beban mental dan
moral harus dipikul selain juga beban materi untuk menjadi orang tua tunggal
bagi anak-anaknya. Tidak ada wanita yang benar-benar siap saat menghadapi
perceraian.
Belum lagi
ditambah anggapan negatif dari masyarakat bahwa janda adalah perusak rumah
tangga orang. Bahkan ketika si janda akhirnya menikahi seorang laki-laki
bujangan, maka rasa-rasanya mulut gatal kalau tidak ikut berkomentar.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan status janda,
yang perlu dibenahi adalah persepsi dan cara pandang masyarakat kita. Tidak
semua janda adalah perebut suami orang dan tidak semua suami mau direbut oleh
janda (lho?).
Daripada mendeskritkan status janda wanita lain lebih
baik berusaha agar suami betah di rumah dan terhindar dari godaan di luar. Jadilah
istri shalihah yang menyenangkan bila dipandang, betutur kata lemah lembut, dan
mematuhi perintah suami. Dengarkan keluh kesahnya dan tentramkan hatinya.
Jangan mudah terpengaruh dengan cerita suami-suami yang suka berbuat ini-itu diluar.
Sehingga jadi berpikiran buruk dan memicu pertengkaran yang tidak perlu.
Jadikan rumah adalah tempat istirahat yang tenang dan
hangat bagi suami. Semoga suami-suami kita tidak tergoda diluar karena kita
sudah lebih dulu ‘menggodanya’ di rumah.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: JANDA DALAM PERSEPSI
Ditulis oleh Nasyithun Izzah
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://sayaummiraihan.blogspot.com/2012/07/janda-dalam-persepsi.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Nasyithun Izzah
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar