MANFAAT LAIN SAMPAH

Posted by Nasyithun Izzah Sabtu, 29 September 2012 0 komentar
Ada sebuah sungai kecil di dekat rumah kami. Airnya berwarna keruh keabu-abuan. Terkadang menimbulkan bau yang membuat saya harus menahan napas. Sepertinya berasal dari timbunan sampah di pinggir sungai. Sungai itu kelihatan kusam dan meyedihkan.
Para warga biasa membuang sampah begitu saja ke pinggir sungai. Makin lama sampah itu makin menggunung dan membuat siapapun yang lewat jembatan di atas sungai harus menutup hidung.
Setiap hari kita pasti membuang sampah, baik sampah organik maupun anorganik. Ada sisa sayuran, botol, kertas, plastik dan lain-lain. Banyak dari kita yang membuang sampah itu sembarangan. Sehingga sampah terlihat dimana-mana, dan sayangnya hanya sedikit yang merasa bahwa masalah sampah perlu mendapat perhatian ekstra. Padahal sampah plastik baru bisa terurai minimal 100 tahun kemudian.
Kalau kita mau sedikit ‘repot’ sebenarnya kita bisa mengolah sampah dengan bijak. Selain lingkungan bersih kita pun bisa mendapat  uang tambahan. Banyak sampah yang bisa dimanfaatkan kembali atau dijual sebagai barang rongsokan.
Caranya pisahkan sampah menjadi 5 kelompok besar. Pertama sampah organik, meliputi sisa buah-buahan, sayuran, cangkang telur, jeroan ikan, dan makanan basi. Sampah ini bisa diolah menjadi pupuk kompos atau masukkan ke dalam kantong plastik. Bila ada gunakan kantong plastik yang bisa hancur dengan sendirinya.
Kedua sampah plastik seperti kresek, plastik pembungkus makanan, plastik deterjen, dan plastik minyak goreng. Plastik ini sulit terurai dan bisa mencemari tanah.
Ketiga sampah botol termasuk botol plastik, botol kaca, kaleng kue, kaleng susu, dan toples. Kita bisa membuat beraneka kerajinan seperti tempat pensil, tempat garam, bunga plastik, dan lampion.
Keempat sampah kertas dan kardus termasuk kardus sisa nasi kotak, koran, dan buku-buku bekas. Barang-barang ini bisa didaurulang menjadi bubur kertas dan dibuat berbagai kerajinan.
Kelima sampah sisa rumah tangga misalnya sepatu bekas, mainan rusak, barang elektronik, dan besi tua.
Sampah organik dan plastik bisa langsung dibuang di tempat sampah atau sampah plastik dibakar terlebih dahulu untuk mengurangi volume sampah. Sedangkan sampah botol, kaleng, kertas, kardus, dan sisa rumah tangga dijual ke pengepul barang bekas. Mungkin uang hasil penjualan tidak seberapa tapi dampak yang dihasilkan sangat luar biasa.
Sebenarnya dilihat dari kacamata bisnis sampah bisa menjadi peluang usaha. Sayangnya banyak yang memandang sebelah mata pekerjaan mengumpulkan barang bekas atau rongsokan. Bagi ibu rumah tangga yang ingin mendapat penghasilan tambahan bisa mencoba mengumpulkan dari tetangga sekitar rumah. Tidak usah merasa gengsi, toh pekerjaan ini halal dan tidak melanggar hukum.
Selain itu diperlukan ketelatenan dan kesabaran. Hal ini sudah dibuktikan oleh ibu saya yang bisa menjual barang bekas hingga mencapai ratusan ribu rupiah.
Kepedulian kepada sampah berarti kita telah berpasrtisipasi menyelamatkan bumi dari bencana.  Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai masalah yang berkepanjangan. Sekarang dampaknya mungkin belum terlalu tampak, meskipun demikian kita tidak boleh menutup mata dan bersikap acuh tak acuh.
Bagaimanapun menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama bukan perorangan. Karena bumi ini yang kita huni adalah tempat tinggal kita dan anak cucu kita kelak.

Baca Selengkapnya ....

Persamaan Hak dan Kewajiban, are you sure?

Posted by Nasyithun Izzah Rabu, 12 September 2012 0 komentar

Sejak kemunculan kumpulan surat menyurat R.A. Kartini yang diterbitkan dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”, wacana untuk menuntu kesamaan hak dan kewajiban perempuan terus bergulir. Mendapat sambutan yang luar biasa di kalangan kaum perempuan. Seolah menjadi oase ditengah gurun pasir bagi mereka yang merasa selama ini diperlakukan tidak adil oleh kaum laki-laki.
Kesamaan ini menuntut adanya kebolehan untuk mendapatkan atau melakukan sesuatu yang selama ini di dominasi oleh laki-laki. Baik dalam pendidikan, pekerjaan, tanggung jawab, maupun peran sosial. Selanjutnya pemikiran ini terus berkembang hingga mencapai taraf menuntut kesetaraan gender.
Apakah laki-laki dan wanita sama?
Pertanyaan yang susah-susah gampang, mengandung jawaban ambigu dan tidak punya kebenaran absolut. Dibilang sama, ya karena memang sama-sama manusianya. Punya otak, mata, kaki, tangan, dan dengkul (podo-podo modal dengkul, kata orang jawa). Dibilang tidak sama juga benar. Dilihat sekilas juga ketahuan mana laki-laki dan mana perempuan, bahkan yang separuh-separuh pun jelas terlihat (itu lho yang suka bilang eike, capcus, yye).
Jadi sebenarnya laki-laki dan perempuan sama nggak sih? Terserah penilaian masing-masing, tapi bagi manusia berakal sehat pasti tahu jawabannya. Karena laki-laki dan wanita diciptakan memang tidak sama. Laki-laki lebih kuat, lebih kasar, dan dominan menggunakan logika. Laki-laki juga tidak punya payudara, rahim, dan tidak berkulit halus seperti wanita.
Sedang wanita cenderung lebih lembut, lemah, perasa, dan ingin dilindungi. Apa jadinya kalau wanita berotot seperti laki-laki? Atau laki-laki jadi seperti wanita cerewet dan suka bergosip? Tentu kacau dunia ini dan rusak tatanan sosial masyarakat.
Meski disana-sini digembar-gemborkan persamaan antara laki-laki dan perempuan (yang lebih banyak didukung oleh kaum perempuan) namun fakta di lapangan perempuan seringkali menuntut adanya hak istimewa dibanding laki-laki. Dalam dunia pendidikan yang katanya sudah memberikan hak yang sama bagi perempuan untuk mencari ilmu, perempuan masih menginginkan adanya ‘keringanan’ karena mereka tidak sama dengan laki-laki. Saat olah raga misalnya, jika murid laki-laki harus keliling lapangan 10 kali maka yang perempuan minta separuhnya saja. Saat harus mengangkat peralatan yang berat-berat untuk acara sekolah, “Pak, masa perempuan disuruh angkat-angkat sih. Laki-laki kan masih banyak.” Lha katanya sama?
Saat ini dalam urusan pekerjaan baik di pemerintahan maupun swasta perempuan bisa menduduki jabatan penting atau posisi yang strategis. Pucuk pimpinan beberapa sudah bisa dipegang oleh perempuan. Itu karena mereka menganggap perempuan punya kesempatan dan kemampuan yang sama. Perempuan juga pintar, bertanggung jawab, dan bisa melakukan tugas laki-laki.
Tapi perempuan juga menuntut hak istimewa contohnya cuti melahirkan atau cuti haid yang tidak didapatkan oleh laki-laki. Perempuan pun jarang yang mau berpanas-panas turun ke lapangan atau melakukan kerja luar di proyek-proyek. Ih, masa perempuan harus kerja seperti tukang bangunan? Lha?
Dan yang lebih aneh lagi meski yang perempuan sudah bekerja dengan penghasilan lumayan mereka juga tidak rela jika peran perempuan dalam rumah tangga diambil alih laki-laki. Tugas laki-laki adalah mencari nafkah untuk keluarganya bukan hanya di rumah mengurus anak-anak.
Terus yang mengurus rumah dan anak-anak siapa? Pembantu yang sama sekali tidak punya kasih sayang, selain demi mendapat gaji tiap bulan? Bagaimana seseorang seperti itu diserahi tugas pengasuhan anak? Padahal anak adalah harta yang sangat berharga. Rumah terbakar bisa dibangun lagi, uang hilang bisa dicari, tapi kalau sampai ada apa-apa dengan anak mau dicari dimana gantinya?
Kedudukan perempuan dalam islam.
Islam menempatkan perempuan dalam posisi yang mulia. Kaum ibu adalah madrasah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Pernah seorang sahabat bertanya pada Rasulullah tentang siapa saja orang yang wajib dihormatinya. Tiga kali Rasulullah menjawab: Ibumu. Baru pada pertanyaan keempat beliau menjawa: Bapakmu.
Islam juga memberikan persamaan hak bagi perempuan dalam beramal shalih.
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman maka pasti akan Kami berikan padanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl: 97)
Jadi Allah tidak memandang laki-laki dan perempuan ,jika mereka melakukan kebaikan sementara tetap beriman maka balasan Allah sungguh sangat besar. Beramal shalih bisa bermacam-macam bentuknya sesuai dengan kadar kemampuan. Jika laki-laki jihadnya berperang di jalan Allah dan mencari nafkah, maka perempuan berjihad saat melahirkan dan mengasuh anak-anaknya.
Allah tidak akan lalai dan lupa. “Sesungguhnya amal-amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan pahala sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (H.R. Bukhari Muslim)
Selain itu perempuan juga mendapat hak dalam menuntut ilmu. Rasulullah bersabda, “Menuntut ilmu wajib atas setiap muslim.”(H.R. Ibnu Majah)
Perbedaan peran perempuan dan laki-laki
Allah memang telah menciptakan perempuan berbeda dengan laki-laki untuk saling melengkapi. Masing-masing mempunyai hak, kewajiban, dan peran masing-masing. Mungkin dalam beberapa hal perempuan dan laki-laki bisa bertukar peran tapi hal tersebut tidak lantas dijadikan pijakan bahwa laki-laki dan perempuan bisa saling menggantikan. Pertukaran peran inipun hasilnya tidak akan sesempurna seperti jika dilakukan oleh si empunya.
Perempuan bisa menjadi pemimpin perusahaan tapi perlu diingat bahwa kecenderungan perempuan terpengaruh emosi sangat besar. Sehingga keputusan bisa jadi kurang tepat. Laki-lakipun bisa saja menjadi pengasuh bagi anak-anaknya tapi kepribadian yang kurang lembut dan kurang berperasaan bisa membuat anak tumbuh menjadi orang yang cenderung kasar dan berhati kaku.
Ada beberapa hal yang perlu dikoreksi lagi, tidak ada yang bisa melarang seorang perempuan bekerja atau menduduki jabatan, kecuali suaminya. Namun patut sekiranya disadari bahwa perempuan punya tanggung jawab pada suami, anak-anak, dan harta suaminya. Sesungguhnya saat perempuan beru saha keras untuk menuntut persamaan hak dan kewajiban maka dia telah menambah beban pada punggungny a sendiri. Cukuplah Allah sebagai pemberi rizki yang Terbaik.
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.”  (An-Nisa:28)
Tidak ada gunanya menyesali kenapa dilahirkan sebagai perempuan atau kenapa laki-laki diberi berbagai kelebihan, karena semuanya akan dimintai pertanggungjawaban. Laki-laki diberi berbagai kelebihan karena tugasnya lebih banyak dari perempuan, tanggung jawabnya lebih berat dari perempuan, dan pekerjaanya lebih menguras tenaga daripada perempuan.
“Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karenanya Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka...” (An-Nisa: 34)
Allah Maha Adil walau telah menakdirkan beberapa kelebihan bagi laki-laki, tapi dalam beramal dan menuntut ilmu Allah memberi kesempatan yang sama dan sama-sama bisa berbalas surga pada hari kiamat. Karena itu menurut hemat penulis kesetaraan gender adalah sebuah hal yang utopis. Terlihat indah namun jauh, jauh sekali dari kenyataan. Apakah jika kita memiliki anak-anak rela jika anak laki-laki disamakan seutuhnya dengan anak perempuan? Yang laki-laki seperti perempuan atau perempuan diperlakukan seperti laki-laki?
Bersabarlah kaum wanita! Karena Allah telah menetapkan bahwa semua nabi, rasul, dan pemimpin laki-laki berasal dari rahim seorang wanita, kecuali Nabi Adam tentunya.

Baca Selengkapnya ....
TEMPLATE CREDIT:
Tempat Belajar SEO Gratis Klik Di Sini - Situs Belanja Online Klik Di Sini - Original design by Bamz | Copyright of Ummi Raihan.