Raihan Story Part 2

Posted by Nasyithun Izzah Sabtu, 19 Januari 2013 0 komentar

Saya mulai berpikir anak seperti apa Raihan ini? Bakat apa yang telah Allah berikan padanya? Sangat penting bagi kita, orang tua, untuk mengetahui bakat anak sejak dini agar tidak salah asuh (aih, mirip judul novel ya ‘Salah Asuhan’ hehe).
Lalu saya buka-buka buku, mencocokan tanda-tanda yang ditampakkan Raihan, akhirnya saya membuat hipotesa bahwa Raihan termasuk anak yang cerdas visual spasial. Apa itu cerdas visual spasial? Ini dia rangkumannya yang saya ambil dari buku “Kembangkan Kecerdikan Anak dengan Taktik Biosmart”:
Kecerdsan visual spasial adalah kemampuan berpikir menggunakan visual atau gambar dan membayangkannya dalam bentuk dua atau tiga dimensi. Mencakup kemampuan untuk menaksir relasi visual-spasial-baik yang ada tepat dihadapannya, seperti layaknya seorang pembuat patung maupun yang terhampar dalam rentang yang lebih luas, sebagaimana seorang pilot yang menerbangkan pesawat.
Salah satu tanda paling awal adalah kemampuannya menyusun balok-balok. Yang lainnya adalah kemampuan untuk membayangkan bagaimana bentuk sesuatu dari sisi yang lain. Mampu menemukan jalan tanpa tersesat adalah juga bakat spasial. Bukan tidak lazim jika seorang anak dengan bakat spasial tidak begitu berhasil dalam pelajaran sekolah tapi unggul bekerja dengan objek-objek mekanis. Jika Anda memberi jam weker pada anak seperti ini maka ia akan menganalisisnya, membongkarnya, dan berusaha memasangkan kembali.
Mereka lebih suka mengerjakan teka-teki atau jigsaw, mereka menghabiskan waktu dengan menggambar, merancang, membangun balok-balok lego, atau sekedar melamun. Banyak diantara mereka yang kemudian mengagumi aneka mesin dan peralatan aneh, bahkan kadang menciptakan hasil karya mereka sendiri. Mereka mungkin ingin menjadi arsitek, seniman, montir, insinyur, dan perancang kota.
Pelajar visual suka menggambar, membangun, mendesain, menciptakan sesuatu, melamun, melihat gambar atau foto, menonton film dan bermain dengan mesin, sangat baik dalam mengimajinasikan sesuatu, merasakan perubahan, maze/puzzzle, membaca peta atau bagan.
Seiring berjalannya waktu mungkin akan banyak yang bisa saya pelajari tentang kecerdasan lain yang dimiliki Raihan. Karena seseorang bisa memiliki dua atau tiga kecerdasan sekaligus.
Menurut Dr. Howard Gardner dalam bukunya Intelligence Reframed: Multiple Intelligence for the 21st Century ada 8 kecerdasan majemuk yaitu: linguistik (kata), logis matematis (angka), visual spasial (gambar), kinestetik-jasmani (tubuh), musikal (musik), antarpribadi (orang), intrapribadi (diri), dan naturalis (alam). Kemudian Howard Gardner mempertimbangkan untuk memasukkan kecerdasan kesembilan yaitu kecerdasan yang menyangkut kehidupan, kematian, keadilan yang biasa dimilki ulama, imam, rahib, dan pemuka agama.
Jadi bisa saja anak yang cerdas musik juga memiliki kecerdasan naturalis dan intrapribadi. Atau anak yang cerdas logis matematis juga punya kecerdasan visual-spasial, dan intrapribadi. Dan berbagai kombinasi lainnya.
Jadi seorang anak tidak hanya cerdas dalam satu bidang saja. Tapi ia pasti memilki kecerdasan lain yang bersifat unik dan berbeda. Jangan mengira anak yang gagal dalam pelajaran eksakta dan IPA akan gagal dalam hidupnya. Anak TK yang belum bisa membaca tidak bisa berhasil saat dewasa. Banyak hal yang menentukan masa depan tidak melulu dari nilai rapor sekolah.  
Kadang saya penasaran dan tak sabar menunggu Raihan berumur 4-5 tahuan yaitu saat ia bisa mengkomunikasikan keinginannya, mengatakan apa yang dia rasakan, pertanyaannya tentang apa saja yang ditemuinya, tingkah polahnya, dan segala macam yang dilakukannya. Karena dari sana saya bisa memprediksi dimana bakat dan minatnya.
Belajar mengenali bakat pribadi anak dapat menolong Anda mengetahui kelebihan-kelebihan dan kecenderungan-kecenderungan alami setiap anak. Perhatikanlah kemampuan apa yang sering dipuji orang padanya, dan mana saja yang bermanfaat bagi orang lain, serta apa saja yang orang lain sukai tentang dirinya.
Ada anak yang suka di depan komputer tapi kikuk saat bermain bola.
Ada yang suka menulis tapi matematika selalu merah.
Ada anak yang pintar matematika tapi malu bergaul dengan teman-teman.
Ada anak yang tidak suka membaca tapi pintar mengaji.
Ada pula yang pintar merawat binatang tapi nilai IPAnya hancur.

Setelah itu doronglah ia agar menenkuni hal-hal yang sesuai dengan bakatnya (bukan keinginan orang tua lho ya). Dekatkan dengan orang yang ahli dalam bidang yang dicenderungi anak, pujilah saat ia melakukan sesuatu yang baik. Selain itu bantulah anak dalam menerima diri sendiri apa adanya, sebab ada dalam diri anak ada semacam perasaan untuk menyamakan diri dengan anak-anak lain. Katakan padanya kalau setiap orang berbeda dan istimewa, jadi tidak usah malu dan tertekan seandainya dalam lomba lari anak selalu jadi juru kunci.
Menerima diri adalah salah satu kunci terpenting agar anak menghargai dirinya dan merasa bangga akan dirinya. Penghargaan terhadap diri sendiri akan mengundang penghargaan dari orang lain, dan itu secara perlahan namun pasti menjadikannya orang yang berhasil dalam kehidupannya (tapi jangan lupa pendidikan agamanya ya, agar anak tak hanya sukses di dunia tapi juga diakhirat nanti, dan sebagai orang tua tentu merasa bahagia jika berhasil ditarik oleh anak masuk surga).
Semoga Raihan tumbuh menjadi anak yang Sholih, dan membawa perubahan bagi kehidupan bangsa yang terpuruk ini. Dan semoga generasi anak-anak kita adalah generasi yang bertakwa, bangga akan jati dirinya, dan berusaha menjadi orang yang tidak hanya mementingkan kepentingannya sendiri. Amin ya Robbal ‘Alamin.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Raihan Story Part 2
Ditulis oleh Nasyithun Izzah
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://sayaummiraihan.blogspot.com/2013/01/raihan-story-part-2.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

TEMPLATE CREDIT:
Tempat Belajar SEO Gratis Klik Di Sini - Situs Belanja Online Klik Di Sini - Original design by Bamz | Copyright of Ummi Raihan.